Sukses Corona, Ayo Indonesia!

Dunia Gonjang-ganjing. Pandemi Vitus Corona, Covid-19. Sampai saat ini ditulis, data resmi sudah 3,555338 juta terjangkit, 247.631yang tercatat dipundhut. Indonesia? 11.192 positif tercatat terjangkit dan 845 tercatat tidak terselamatkan. Menurut gugus tugas Covid-19 metode pencatatan mengikuti aturan WHO. (titik).

Tulisan ini menyorot negara-negara yang sukses mengendalikan Covid-19. Sebut saja Vietnam, Taiwan dan Korea. Negara-negara yang berbatasan langsung dengan negeri pertama terserang virus Covid-19.
Vietnam dipilih pertama karena disana selain penyebarannya sedikit, yang tidak tertolong belum ada, jika boleh disebut tidak ada. Taiwan juga hanya sedikit yang terjangkit, hanya 436 dan 6 ditutup lembarannya di dunia.
Korea Selatan termasuk kasus yang mungkin tidak terlalu sukses, namun tetap dicontohkan. Setidaknya di Korsel kurva terjangkit sudah melandai seperti kedua contoh sebelumnya. Contoh sukses yang tidak bisa diabaikan tentu di China sendiri tempat kali pertama tersebar. Kurvanya sudah sangat landai.
Ada benarnya jika ada yang klaim belum ada sukses faktor yang bisa jadi rujukan, tentu saja kalau standard nya adalah tidak punya kasus. Walau model tidak optimis begini bisa terbantahkan juga karena di Korea Utara tidak ditemukan kasus. Walau mungkin karena memang tidak dilaporkan. Tapi apa ya mau meniru sukses karena tidak melaporkan? (Mikir...). Ada juga beberapa negara dengan penduduk kurang dari 7 juta tidak punyavkasus corona.
Kisah melandainya kasus terjangkit selalu muncul kisah-kisah heroik mereka. Di Vietnam dan Taiwan mereka sangat ketat membatasi orang masuk ke negaranya terutama dari Wuhan, China. Kisah heroik lain adalah dengan melakukan screening massal test Covid-19. Semakin banyak orang di test, maka akan semakin ketahuan seberapa luas penyebarannya. Sehingga langkah preventif bisa lebih mudah dipetakan.
Di Bogor pernah dilakukan test swab untuk screening penumpang Commuter Line (hanya) untuk sekitar 300 orang dan ditemukan 3 orang tanpa gejala positif Corona. Setidaknya ada terapi kejut. Orang yang tadinya merasa aman-aman saja naik kereta, sekarang akan lebih berhati-hati. Tapi ya itu untuk orang-orang yang mau belajar.
Di kampung, warga RT sebelah baru ada satu warga terduga positif dan dikarantina di fasilitas pemerintah, begini saja sudah membuat seluruh warga RW siaga. Semua portal pintu masuk ditutup.
Ada lagi sukses faktor yang berperan yaitu kesadaran masyarakat ikut berupaya menghentikan penyebaran. Saat ini masih diyakini, tidak sering bepergian dan menjaga jarak serta tidak berkerumun masih efektif mencegah penularan. Selain itu mrmakai masker dan selalu menjaga kebersihan dengan cuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir serta tidak memegang bagian mulut, hidung dan mata saat tidak yakin tangan tidak bersih. Selain itu tentu menjaga stamina tubuh dengan asupan yang sehat dan bergizi.
Apakah Indonesia bisa? Silahkan dijawab sendiri.