Kronologi peristiwanya
...
- Tarweh jadi
imam, jagongan
main pingpong
dng anak
sebentar,
Makan trs mak
thekluk.
Langsung
dibaws ke RS.
Harjo Lukito.
- Blm pernah
diketahui ada
riwayat sakit
jantung, krn
kondisi sll
terdeteksi
setiap 3 bln
sekali donor
darah.
Terhitung sdh
141 kali
mendonor shg
ada piagam
penghargaan
...
Di atas adalah potongan kronologi di lini masa tentang kepulangan Didi Kempot. Semoga jannah menanti beliau di yaumil akhir, dan istirahat tenang di kuburnya. Bagi sobat Ambyar Lord of the broken Heart pasti tetap menginspirasi kita walau sudah semare.
Judul sama tulisan di bawah mungkin gak persis nyambung. Monggo dibaca teliti Insyaa Allah ada sambungannya, setidaknya di momentum.
Ada dua hal yang bisa disorot, pertama beliau baik-baik saja sampai tiba-tiba 'mak thekluk'. Yang kedua, beliau selalu 'dicek' tiga bulanan, karena selalu donor darah.
Dari keduanya benang merah nya adalah beliau merasa baik-baik saja, apalagi selalu donor darah. Kenapa beliau meninggal tiba-tiba.??
Karena bukan dokter apalagi nggak punya banyak data maka menjustifikasi beliau meninggal karena serangan jantung mungkin tidak bijaksana. Hanya saja, kebanyakan orang meninggal tiba-tiba biasanya karena ada masalah di jantung. Begitulah serangan jantung terjadi, bahkan sering disebut sebagai silent killer.
Beberapa orang yang beruntung selamat dari serangan jantung ada yang selamat karena menemukan gejala dari awal saat terasa ketidak normalan di jantung. Ada juga yang sudah terserang namun segera dilakukan tindakan penyelamatan.
Dari yang selamat ini ternyata mereka sudah tidak bisa lagi hidup normal, namun hidup dengan ditopang obat. Banyak yang terlewat obat menjadi lebih cepat menghadapNya. Yang perlu diubah juga pola hidup sehat, pola makan dan pola istirahat serta harus tetap beraktifitas fisik untuk merangsang kerja jantung. Yang sudah sepuh sehingga kurang beraktifitas fisik banyak yang jadi melemah.
Bagaimana dengan orang-orang yang merasa baik-baik saja? Karena yang sudah tidak lagi ada di dunia sudah tidak lagi bisa ditanya, mungkin pengalaman orang yang masih diberi nafas lebih panjang namun penderita penyakit jantung terutama jantung koroner bisa jdi pedoman. Yang pertama adalah kenali faktor risiko yaitu hal-hal yang memungkinkan anda berpotensi pujya penyakit jantung koroner. Waspada buat laki-laki 40an tahun terutama 45 tahun ke atas dan bagi wanita 50an tahun terutama 55 tahun ke atas. Itu bisa saja di bawahnya dan semakin tua semakin berisiko.
Faktor utama adalah apakah punya saudara sedarah yang mempunyai penyakit jantung koroner, jika ya sebaiknya preventif mencari tahu punya gejala atau tidak walau baik-baik saja.
Apakah punya keluhan tekanan darah tinggi? Tanda-tanda keluhan ini jika tidak diukur adalah suka pusing, leher kaku. Banyak orang tidak pernah mengukur tekanan darah karena takut tahu dia bertekanan darah tidak normal dan kalau punya tanda-tanda 'bludreg' menganggap biasa.
Berikutnya apakah punya masalah dengan gula darah? Suka lemes, tangan atau kaki kebas, kesemutan dan tanda-tanda diabetes lainnya. Lanjutan keluhanbgula darah masih banuak lagi, biasanya orang dengan masalah gula darah lebih mengenalinya.
Berikutnya adalah anda perokok? Ya para perokok punya risiko jantung koroner. Meski para perokok punya semboyan, merokok atau tidak merokok tetep mati dan tidak ada orang (yang sedang) merokok mati, namun percayalah merokok meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Kata orang pintar asap rokok membawa nikotin dan karbon monoksida (kandungan utama asap knalpot motor bodhol) masuk ke dalam darah membuat darah jadi lebih kental dan membebani kerja jantung.
Faktor lain adalah kurang aktifitas fisik, sehingga ibarat motor gak pernah buat balapan tiba-tiba harus dikejar bandit ya mbrebet. Sama dengan jantung, gak berlatih kerja berat tiba-tiba harus menanggung beban memompa darah yang terlalu kental atau beku, sama mbrebetnya.
Lemak darah jahat juga berpotensi membebani kerja jantung, ini berasal dari pola makan gak sehat, kurang olah raga, dan 'kelemon'. Kolesterol jahat itu bikin lemaknya nempel di pembuluh darah jadi plak (seperti yang nempel di saluran wastafel cuci piring, bisa bayangin gak?). Kalau pembuluh darahnya semakin sempit jantung kerjanya ngos-ngosan, kalau kesempitan bisa jadi darah akan menggumpal karena ada efek seperti leher botol. Darahnya mengantri lewat di penyempitan pembuluh darah karena gak jalan2 lalu ngumpul lalu ngenthel kaya 'dedeh', akhirnya yang datang belakangan darahnya gak bisa lewat. Macet... Cet.
Masih ada faktor risiko lain, googling saja. Oh ya, jangan suka stress, ini memicu semua faktor risiko yang sudah disebut di atas. Contohnya stress bikin ngemil terus jadinya gemuk, kolesterol naik, diabetes, bludreg dll. Selain stress juga secara langsung memperburuk kinerja jantung.
Banyak orang baik mendahului kita karena jantung koroner. Perbaikilah hidup kita, agar dihindarkan dari berbuat dzalim pada diri kita. Lha kok dzalim? He he membuat tubuh jadi gak sehat kan dzalim ya? Dengan selalu sehat mudah-mudahan kita bisa bermanfaat lebih banyak buat sesama... Aamiiin.