Walau sebenarnya agak malas membicarakan Covid-19, namun lagi-lagi karena mengingat manfaat yang mungkin bisa diperoleh akhirnya ditulis juga. Bermula dari undangan p Rektor Unimus untuk teman-teman alumni haji untuk ikut pengajian beliau setiap kamis pagi dua minggu sekali, lalu mengikuti dan muncul ide menuliskannya.
Isi pengajian adalah testimoni dua pasien Covid-19 di lingkungan Muhammadiyah yang alhamdulilah bisa sembuh. Yang pertama adalah Dr. Shofa Chasani,
kebetulan beliau dokter yang terceritakan di artikel http://ekowaluyo.com/me/node/56. Artinya beliau komorbid dan alhamdulilah bisa sembuh. Yang kedua adalah dosen keperawatan di Unimus pak Chanif, MNs. yang kebetulan istrinya perawat di RSUD Kota Semarang. Pengajian berisi testimoni ini ada di https://youtu.be/MPKhoU4IbXs.
Dr. Shofa mengingat tertular di ruang hemodialisa Rs. Roemani, bermula dari perawat yang tertular pasien Covid-19 yang harus cuci darah namun akhirnya menulari dan si perawat meninggal. Setelah ditelusuri ternyata Dr. Shofa menjadi satu-satunya yang tertular dari perawat yamg tertular Covid-19 tersebut. Namun setelah tertular, ibu Shifa juga tertular walau tidak sampai harus masuk ICU seperti Dr. Shofa.
MNs. Chanif tertular istri beliau yang tertular teman perawat yang tertular pasien penyakit dalam di RSUD yang tidak menyadari dirinya Covid-19. Istri Mns. Chanif tidak harus diisolasi di RS tapi diisolasi di Balai Diklat. Walau tidak sampai masuk ICU namun penggambaran penderitaan sakit Covid-19 sungguh mengharu birukan.
Terutama jika mengingat anak-anak mereka yang masih kecil harus ditinggal di rumah sementara kedua orang tua diisolasi.
Kulminasi sembuh Dr. Shofa saat beliau diinject plasma darah (agak kurang paham, sepertinya diambil dari pasien dengan darah sejenis yang yang sehat, entah pernah survive Covid-19 atau tidak, perlu kajian). Namun Dr. Shofa menyatakan terapi ini masih dalam pengembangan dan belum bisa jadi protokol resmi tata kelola Covid-19. Karena Covid-19 memang tidak bisa diobati, akan bisa dilawan jika imunitas tinggi. Hanya saja bagi yang imunitas turun / rendah maka penyakit penyerta akan berperan. Dokter penanggung jawab pasien akan melakukan penanganan sesuai gejala yang ditunjukkan.
Mns. Chafid merasa sangat terbantu dengan ramuan kunyit + teluar ayam kampung + madu, walau beliau juga tidak yakin akan hal itu dan merasa perlu untuk dikaji lebih dalam efektifitasnya terhadap orang lain. Selain itu manajemen stress sangat berperan menurutnya, bahkan menyarankan isolasi pasien Covid-19 sebaiknya tetap ditunggu kerabat (syukur kalau istri atau suami) untuk menguatkan hati dan perasaan. Kedua testimonial mengucapkan syukur yang begitu dalam atas kesempatan umur yang dipanjangkan oleh Allohu Subhana hu Wata'ala.
Kalau masih ada yang mau tahu Covid-19 benar-benar ada atau tidak bisa ditonton videonya, kalau sudah yakin dengan tulisan ini mari dijaga bersama agar Covid-19 segera berakhir.
Tidak usah mengandalkan orang lain, mulia dari diri kita. Jalankan pola hidup sehat, selalu jaga jarak, lindungi diri dengan masker dan pelindung lainnya, jaga stamina dan makan makanan dengan gizi seimbang.