Menikmati kelucuan digambarkan bisa mengendorkan syaraf yang tegang. Tertawa bisa memperpanjang umur kata beberapa motivator. Jadi inget hasil pemeriksaan lemak darah bulan lalu, semua baik kecuali HDL, kurang tiga point dari batas bawah. Tadinya mikir apa kurang makanan bergizi yang mengandung Omega3, eh gak tahunya (kata motivator lagi) karena kurang tertawa... ha ha.
Jadi karena mau ngomongin yang lucu-lucu ya gak usah nulis yang bisa bikin tegang pikiran. Yang paling membekas itu lelucon jangan lupa punya kampung halaman kalau mudik.
Memang di luar nalar kalau disaat pilgub yang diperhatikan justru para calon wakil gubernur. Sing umum ki yo ndelok gubernur-e, begitu pasti anda para pembaca bergumam... ????. Kalau kita memperhatikan para calon gubernur analisis tentang mereka sudah sangat banyak, semua sudah menguliti sehingga kalau mau dibahas lagi jangan-jangan nanti malah redundant.
Tulisan kali ini bukan soal Pilgub atau pilih siapa tapi pilih apa yang bisa buat solusi atasi lapar di seputar kantor Gubernur Jateng. Jadi siapapun Gubernur Jatrng di 2018 baik itu paslon 1 Ganjar-Yasin maupun paslon 2 Sudirman-Ida Insyaa Allah dua-duanya akan jafi pelanggan Warung Gayeng. Gubernur Ganjar Pranowo bahkan sudah pelanggan yang sudah memesan solusi lapar di Warung Gayeng. Walau kalau pesan sendiri langsung bisa dihitung jari... :), tapi kalau teman-teman di protokol cukup sering.
Membahas debat Pilgub Jateng putaran pertama 20 April 2018 lalu, tidak dari sisi substansi tapi dari pernik-pernik kejadian akan lebih menarik, lagipula masih lebih banyak yang lebih kompeten. Kita bicarakan tentang desil, mungkin banyak yang luput memperhatikan tapi ini menarik. Mohon maaf kepada para calon gubernur seandainya ada salah penafsiran, semata-mata untuk memperkaya khasanah berpikir kita.
Keseharian mengelola Televisi Lokal menjadikan fenomena pemilihan kepala daerah serentak mau tak mau menjadi sesuatu yang harus diperhatikan. Dari tetamu yang telah bersedia rawuh ke TVKU di acara Potret tidak ada satupun yang punya niat kurang baik, semua berniat baik membangun Jawa Tengah dengan mengambil kesempatan menjadi Gubernur maupun Wakil Gubernur. Jadi pertanyaan dalam judul di atas jawabannya boleh siapa saja karena semuanya bertujuan baik.
Bertujuan baik saja ternyata tidak cukup, masih harus dibarengi ijin atau rekomendasi partai politik dan puncaknya dipilih oleh rakyat. Sejauh ini relatif belum ada calon yang mendapat rekomendasi dan berhak mendaftar Cagub Jateng. Baru Sudirman Said, mantan Menteri ESDM yang telah mendapatkan rekomendasi dari Gerindra, PAN dan PKS serta PPP (Jan Fariz). Rekomendasi buat pak Dirman pun belum bisa didaftarkan karena masih harus ditemukan siapa bakal calon wakil gubernurnya.
Gubernur incumbent bahkan belum bisa tahu masih bisa mencalonkan diri lagi atau tidak. Memperhatikan fenomena ini maka pertanyaan dalam judul jadi belum bisa mendapatkan jawaban.
Lha njur sinten?
Sepulang dari masjid buka WA, sahabatku yang sudah dua kali masa jabatan dekan di FKES berkabar kalau suaminya 71 tahun dipundhut Yang Maha Kuasa. Di Facebook dua hari sebelumnya teman-teman upload foto mereka HBH di rumahnya dan almarhum masih terlihat berfoto bersama. Setelah kujenguk di rumahnya yang hanya berjarak 200 meter ternyata sore sebelum meninggal masih praktek (spesialis THT di rumah sakit seputar Candi). Itu semua menggambarkan betapa kematian adalah rahasia Illahi.
Sudah lama tidak menulis. Ade a baiknya menulis biar tidak jadi pelupa. Masalah gadget android lambat sepertinya menjadi masalah kebanyakan pemilik android. Kebetulan membaca My Bunny jadi inget ingin menulis hal yang sama, apalagi kebetulan tips nya sejalan.
Menikmati 4G Rasa BlackBerry, adalah tulisan ke-4 di Suara Merdeka. Cukup lama menunggu terbit, sampai akhirnya pak Cocong Arif Priyono (kepala Desk Wacana Suara Merdeka) meminta mengurangi hingga 5000 kata namun tak mengubah makna.
Berikut salinannya:
KONEKTIVITAS berteknologi 4G akan terus dikembangkan di Jawa hingga akhir 2015. Apa sebenarnya 4G dan kenapa penulis mengaitkannya dengan BlackBerry?
Berikut adalah tulisan ke-3 di harian Suara Merdeka. Bareskrim berbasis TI
MENARIK sekali membaca paparan saran anggota Kompolnas Prof Adrianus Eliasta Meliala PhD MSi MSc untuk posisi Bareskrim Mabes Polri. Dalam pemberitaan sebuah media cetak ia mengajukan delapan saran, yaitu tunduk pada model pemolisian bernuansa pencegahan, jangan bernuansa ”buka warung” namun berorientasi manajerial reskrim di bawahnya, dan mengedepankan kinerja internal dan bukannya ”sibuk” di luar.
Tulisan berikut adalah naskah asli yang sudah dimuat di Halaman Wacana Suara Merdeka tanggal 7 Januari 2015) Mudah-mudahan bermanfaat dan selalu dalam lindungan-Nya.
Sebuah trending topic (TT) di Twitter selalu ada setiap hari, tapi kalau itu menyangkut tokoh spesial apalagi Presiden maka bisa jadi semakin heboh (di dunia maya). Sebuah hashtag (tanda # disingkat tagar, yang menandai topik) juga bisa lebih heboh karena lamanya bertengger di trending topic. TT bisa untuk seluruh dunia, negara maupun lokasi tertentu. Saat tulisan ini disusun #BukanUrusanSaya menjadi TT di Indonesia hingga hari keenam (walau di urutan 5, dan saat anda baca sekarang, saya yakin sudah tidak lagi TT), sehingga judul di atas harus dimaknai mengIndonesia di dunia maya.