"Papa besok Sabtu diminta datang ke sekolah, do'a bersama untuk UAN", begitu anakku mbarep pesan hari Jum'at sebelumnya. "Jam 7.", tambahnya. Wealah.... senin sampe jum'at udah jam 7, ini sabtu jam 7 lagi. Mula-mula saya tidak terlalu bernafsu untuk datang, apalagi pesan anakku cuma buat do'a bersama, berdo'a aja harus bareng-bareng. Tapi "anak polah bapa kepradah", karena ibunya juga gak bisa maka bapaknya yang harus berangkat.
Ternyata tidak sekedar do'a bersama, tapi lebih untuk muhasabah, introspeksi diri. Terutama untuk memohon ampunan ke hadirat Alloh SWT, dan lebih utama lagi do'a-do'a anak untuk kedua orang tuanya. "Allahumma firli walli walli daiya warham humma kamma rabbayani shagira", Ya Alloh ampunilah dosa-dosa kedua orang tuaku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka mendidik dan memelihara aku dari kecil (dengan kasih sayang).
Walau do'a ini tak pernah lekang kumohonkan ke hadirat Alloh, namun saat ini aku mendengarkan permohonan ini ikut dilantunkan oleh anakku (dan teman-temannya), menambah kesadaran bahwa anak-anak ini berbapak dan beribu. Bukan hanya aku yang berbapak (yang kini telah kembali ke hadirat Rab) dan beribu, anakku juga. Mereka harus dengan tulus kita mohonkan ampunan-Nya, janganlah kita orang tua menjadi penghalang atas amalan-amalan mereka.
Satu lagi, UAN SMP atau barangkali ujian sekolah anak-anak kita masih akhir Maret atau beberapa waktu lagi, menambahkan do'a khusus untuk keberhasilan ujian mereka mungkin saja menjadi hal yang kita tidak ingat untuk lakukan (karena do'a-do'a yang kita pohonkan hanya hapalan atau itu-itu aja). Gusti Alloh tidak pernah sare, jadi dengan modal ingat kepada-Nya kenapa tidak tambah do'a kita untuk keberhasilan anak-anak kita.
Last but not least, fenomena muhasabah di sekolah untuk anak-anak yang akan UAN merupakan tanda stress yang tinggi, terutama bagi para pengelolanya. Lha apalagi anaknya, hari gini (wah.. ngikuti bahasanya Fira) sedang try out yang ke lima, bayangkan. Belum lagi karena dia ikut Bimbel, ntah berapa kali try out-nya. Zaman dulu fenomena begini hanya saat mau masuk PTN. Mau disuruh jadi apa nantinya? Btw sesuai do'a kita orang tua, mudah-mudahan mereka dapat menemukan jalan terbaik sesuai petunjuk-Nya, Amin.