Berdampingan dengan Corona, ternyata itu New Normal

Sejak kemarin semua orang ribut konser amal BPIP, lembaga yang katanya ketuanya bergaji 100 juta an per bulan itu. Ternyata mereka punya kegiatan juga... Kira2 begitu ributnya, eh nggak sih mereka ribut karena katanya psbb, katanya phisical distancing kok konser. Muslim lagi cari "kodar" ini malah nyanyi2, presiden sama wapres yang kyai juga ngapain malah 'hadir'.
Karena 'bising', barusan intip rekaman konsernya di https://www.useetv.com/tvod/tvri/1589718600/1589725800/konser-bimbo ternyata konser virtual. Yang langsung disorot tuh bintang utama sama para pembawa acara, yang berusaha jalankan protokol kesehatan dengan jaga jarak... Tapi ya gak pakai masker... Lha mereka nyanyi dan omong? Ada rekan nekad jadi imam tarawih (gak tahu di mana) pakai masker aja seperti kebakar hidung dan mulutnya, udara dari mulut yang bersuara nyaring tertahan di masker. Oh ya http://ekowaluyo.com/me/node/85 juga konser amal virtual sebelum dipundhut.
Baédewé kita gak mau omong konser tapi tentang mau gimana kita kalau kaya begini terus. Sejak awal kasus, kita santuy banget... Sampai menteri dan pimpinan daerah ikut tercovid. Konon mereka bahkan membuat nakes terpapar dan meninggalkan kita.
Setelah kasus nomer satu dan dua kita heboh, ternyata ada bener dan ternyata menular dan ternyata bisa mematikan. Ternyata oh ternyata...
Kita memang sangat majemuk, bahkan dari sisi para pengambil keputusan saja saling berbeda cara menangani kasusnya, kaya gak ada yang ngatur saja. Ada darurat kesehatan, ada psbb, ada pmk dan yang lagi banyak dikampanyekan secara samar adalah berdamai dengan Covid-19. Yang terakhir ini sepertinya malah bakalan kompak. Uji coba penerbangan pesawat dinaiki ribuan penumpang, full satu pesawat. Padahal di area psbb suami istri yang kalau malam tidur bareng, naik mobil gak boleh berdampingan. Bayangkan.
Itulah dinamika Covid-19 di Indonesia. Meme yang beredar pun berganti. Sebelumnya, tetap pakai pemeran nakes berbaju astronot, pesannya kalian di rumah kami yang kerja. Lalu, jangan tolak jasad kami. Dan kini, "Indonesia? Terserah!". Speechless jadinya.
Percayalah itu hanya dinamisasi di lapangan, sesungguhnya kita saat ini sama-sama serius melawan Covid-19. Ih.. Kok normatif banget... Ya pokoknya begitulah.
Oh ya, belum lagi para "scientist" yang beradu prediksi... Pada brondhol semua, cuma mereka kan boleh salah hanya gak boleh bohong... Jadi cukup ditutup dengan asumsi yang kami gunakan tidak seperti yang kami harapkan... Hi hi prediksi kok pakai harapan? Harapan kuadrat dong jadinya. Jangan diplesetkan semboyan scientists untuk para birokrat ya... Ntar dibilang mereka boleh bohong dan boleh salah... Wooow.
Yang tidak kalah keren adalah survey, kesiapan masyarakat menghadapi Covid-19. Lalu yang terakhir tentu kesiapan masyarakat berdamai dengan Covid-19. Bagusnya hasilnya bagus semua. Bagusss.
Sebelumnya kita bahas new normal adalah pola hidup digital ( http://ekowaluyo.com/me/node/86 ) maka new normal sekarang adalah bersiap hidup berdampingan dengan virus Corona, berdamai dengan Covid-19. Tidak usah lagi salim-saliman, apalagi cipika-cipiki. Jaga jarak, syukur sampai 2 meter, jangan berkerumun. Biasakan hidup bersih sehat. Makan makanan bergizi (dan imunisasi, apa saja... Influenza, bcg buat bayi) serta bugar dengan berolah raga. Siap? Siap gak siap harus siap. SIAP.
Oh ya, sebetulnya tingkat fatalitas Covid-19 tidak segedhe penyakit yang sudah lama berdamai dengan kita (dokter Pulmonologi UI di tv one) seperti TB Paru atau lainnya, apalagi fatalitas kecelakaan sepeda motor. Jadi... Ya beradaptasilah sampai ada vaksin yang mampu menyetop virus corona ini seperti halnya vaksin Sars dan Merc. Insyaa Allah.